Cari Blog Ini

foto

foto
debat bahasa Arab tingkat Asean

Rabu, 05 Mei 2010

PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Pengertian Masalah

Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan (Riyanto, 2001:1)
Salah satu jenis penelitian dalam bidang pendidikan adalah peneltian tindakan, yang dilakukan dengan menerapkan metode-metode pengajaran ketika proses belajar berlangsung di kelas dengan harapan meningkatkan prestasi belajar siswa.Peneliti dalam penelitian tindakan ialah melakukan identifikasi dan membuat perumusan masalah yang memungkinkan diteliti lewat penelitian tindakan (Depdikbud, 1999:11).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa kedudukan perumusan atau formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya. Orang menyatakan bahwa jika peneliti berhasil merumuskan masalah penelitian dengan baik dan benar, berarti ia telah melampaui separo jalan. Dengan rumusan masalah yang jelas dan tajam, maka peneliti akan mampu meletakkan dasar teori dan atau kerangka konseptual pemecahan masalah, atau tindakan akan dapat dirumuskan karena berdasarkan rumusan masalah dapat diidentifikasi dan ditetapkan alternatif solusinya atau tindakan tepat yang perlu dilakukan. Demikian pula data apa yang harus dikumpulkan untuk mengkaji atau tindakan yang telah dan sedang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkannya dalam penelitian tindakan.
Perlu disadari bahwa masalah penelitian tindakan mempunyai ciri atau karakteristik yang berbeda dengan penelitian konvensional yang biasa dilakukan para peneliti pendidikan di perguruan tinggi. Peneliti tidak berada di luar apa yang diteliti, tetapi berada di dalamnya (as an inquiry on practice from within), di mana guru sebagai peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Oleh karena itu, diharapkan dengan memilih masalah yang tepat, guru sebagai peneliti selain dapat melakukan perbaikan, peningkatan dan atau perubahan proses pembelajaran yang lebih baik, berdampak pula terhadap diri guru, yaitu menumbuhkan sikap dan kemauan untuk selalu berupaya memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan atau timbulnya budaya berdinamika dan menimbulkan budaya untuk meneliti atau menjadikan dirinya sebagai guru peneliti (teacher as researcher in his/ her classroom).
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah atau di dalam kelas guru tidak akan bebas dari permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul mungkin sederhana, tetapi bisa juga kompleks yaitu masalah yang dihadapi siswa secara individual, kelompok ataupun yang secara umum dialami oleh setiap guru, atau siswa. Misalnya seorang guru yang mengajar bahasa, sekalipun ia telah berusaha menerapkan konsep-konsep dengan cara yang dipandang efektif, namun ternyata siswa tidak mampu memahami dengan baik dan terjadi kesalahan pemahaman. ini menunjukkan adanya kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang ia harapkan atau antara “what should be dengan what it is”.
Ada kemungkinan para peserta didik tidak merespons seperti yang diharapkan atau ada kemungkinan peserta didik kurang memahami apa yang sedang dikemukakan atau ditanyakan, atau kemungkinan lain suasana kelas kurang kondusif untuk pembelajaran yang sedang berlangsung, atau pun ada sebab-sebab lainnya. Inilah suatu pertanda, bahwa ada persoalan dalam pembelajaran, dan sebaiknya guru atau dosen memberikan perhatian terhadap hal itu. Apabila guru atau dosen memperhatikan adanya suatu kondisi yang tidak seharusnya ada dalam proses pembelajaran, maka dapat dikatakan sudah ditemukan sesuatu yang dapat dijadikan permasalahan penelitian.
Tidak setiap atau semua masalah baik untuk diangkat sebagai masalah untuk penelitian tindakan, yaitu :
• Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran atau kesehariannya tugas guru. Guru merasa prihatin, peduli, dan berniat untuk mengurangi atau menghilangkannya.
• Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusinya melalui tindakan konkrit yang dapat dilakukan guru dan siswa.
• Masalah tersebut memungkinkan dicari dan diidentifikasi hal-hal atau factor yang menimbulkannya. Faktor-faktor penentu tersebut merupakan dasar atau landasan untuk merumuskan alternatif solusi terhadap masalah yang dipilih.
Dari paparan tersebut diasumsikan bahwa guru akan mampu memilih masalah yang baik untuk diangkat dalam penelitian tindakan, karena guru yang dalam keseharian melaksanakan tugas merasakan, menghayati adanya dan terjadinya masalah dalam proses pembelajaran di kelasnya.

Cara Melakukan Identifikasi Masalah
Pada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang dihadapi adalah masalah, dan tidak mempermasalahkan. Biasanya sesuatu baru dianggap sebagai masalah jika guru telah merasa kewalahan, tidak berdaya dan tidak mampu menghadapi sendiri. Maka cara yang dapat dilakukan guru
1. Menuliskan semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian, kepedulian karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terjadi, terutama terkait dengan pembelajaran; seperti intensitas waktu pembelajaran, penyampaian, daya tangkap dan serap siswa, alat/ media pembelajaran, manajemen kelas, motivasi, sikap dan nilai perilaku siswa, dan lain-lain.
2. Kemudian dipilahkan dan diklasifikasikan menurut jenis/ bidang permasalahannya, jumlah siswa yang mengalami, dan tingkat frekuensi timbul.
3. Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknya siswa mengalami dan masing-masing jenis permasalahannya.
4. Dari setiap urutan ambillah 3-5 masalah dan coba dikonfirmasikan kepada guru yang mengajar mata pelajaran sejenis, baik di dalam sekolah sendiri atau guru di sekolah lain.
5. Jika apa yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi, maka masalah tersebut memang merupakan masalah yang patut untuk diangkat sebagai calon masalah.
6. Masalah yang telah dikonfirmasi tersebut kemudian dikaji kelayakan dan signifikansiniya untuk dipilih.
7. Pilihlah fokus permasalahan yang terbatas. yang berukuran kecil, yang dapat dicari solusinya dalam waktu singkat yang tersedia untuk melakukan penelitian tindakan.
8. Pilihlah fokus permasalahan yang penting untuk diselesaikan bagi kepentingan guru/dosen dan siswa/mahasiswa, dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas/ruang kuliah.
9. Bekerjalah secara kolaboratif bersama mitra sejawat dalam penelitian ini, tanyalah apakah dia juga pernah menghadapi permasalahan yang semacam dengan masalah yang dihadapi guru/dosen.
10. Sebaiknya fokus permasalahan yang dipilih relevan dengan tujuan dan rencana perkembangan sekolah atau fakultas secara keseluruhan.

Perumusan Masalah
Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1. aspek substansi;
2. aspek formulasi; dan
3. aspek teknis.
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.
Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan.
Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.
Menurut Moh Nazir, Ph. D tujuan dari penelitian serta perumusan masalah adalah:
1. Mencari sesuatu dalam rangka perumusan akademis seseorang
2. Memusatkan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
3. Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.
4. Memenuhi keinginan social.
5. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat
Sumber Masalah
Jika masalah penelitian konvensional peneliti dapat diperoleh dari bahan bacaan, laporan penelitian, makalah, diskusi dan lain sebagainya, dan pencarian dilakukan secara induktif-deduktif, maka masalah penelitian tindakan harus bersumber dari guru sendiri. Harus merupakan hasil refleksi atau masalahnya sendiri dan bukan berasal dan orang lain, misalnya lembaga riset. (dalam Wiriaatmadja, 2007:80).
Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mencari fokus permasalahan.
• Apa yang sekarang sedang terjadi?
• Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan?
• Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
• Saya ingin memperbaiki . . .
• Saya mempunyai gagasan yang ingin saya cobakan di kelas . ..
• Apa yang dapat saya lakukan dengan hal semacam itu?
Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas diperhatikan, dan guru atau dosen menemukan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di kelas, maka benarlah guru atau dosen telah menemukan fokus permasalahan untuk penelitian kelas. Bersiap-siaplah untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya. Sebagai contoh, ada beberapa kemungkinan dalam permasalahan yang ditemukan terjadi dalam aspek-aspek pembelajaran seperti:
• Suasana kelas yang kurang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
• Metode pembelajaran yang kurang tepat untuk membahas pokok kajian.
• Buku teks yang tidak mendukung.
• Media pembelajaran yang tidak ada atau kurang.
• Sistem penilaian yang tidak sesuai, dan aspek lain yang mungkin dinilai kurang.

Sebagai contoh, salah satu masalah yang disebutkan di atas ialah sistem penilaian yang kurang tepat sehingga mengganggu proses belajar peserta didik. Hal ini perlu dipikirkan sebagai suatu permasalahan yang mungkin dapat diperiksa melalui tindakan karena memang hal itu tercakup dalam bidang Penelitian Tindakan Kelas, dan guru berpendapat juga bahwa sistem penilaian itu perlu diperbaiki.
Permasalahan dalam penyusunannya dilakukan secara terencana dengan memenuhi harapan yang lebih sistematis untuk menghindari segala kemungkinan yang akan menimbulkan ketidakseimbangan atau ketimpangan yang terjadi
Permasalahan dapat dirumuskan dari bermacam-macam sumber:
1. Teori
Penelitian bersumber pada teori dapat dipakai sebagai hipotesa untuk menguji kebenaran hipotesa atau inmgin mencari hal lain dengan operasi awal sebagai teorinya.
2. Dokumen
Dokumen dapat berasal dari dokumen pribadi yaitu setiap catatan yang menggambarkan suatu peristiwa yang dianggap penting dalam suatu momen tertentu yang dibuat secara pribadi dan dokumen lainnya yang disimpoan dalam file.
3. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi merupakan sumber inspirasi dalam merumuskan permasalahan yang sengaja dari awal diciptakan baik untuk kepentingan pribadi maupun tidak, misalnay misi ke daerah tanpa membawa misi tertentu.
4. Tingkah laku manusia
Pengamata terhadap tingkah laku menusia dapat memancing inspirasi atau sumber ide dari masalah yang akan diteliti.
5. Hasil penelitian, Seminar, kegiatan ilmiah lainnya
Kegiatan ini dilakukan untuk membahas dan membicarakan permasalahan yang sudah ada bahkan kemungkinan telah diperiksa.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan permasalahan antara lain:
1. Dengan diangkatnya topic tertentu sebagai permasalahan , masalah tersebut tidak dapat diuji secara empiris
2. Didapatinya permasalahan yang berasal dari sumber-sumber diatas sehingga dapat memberikan gambaran namun dalam prosesnya menemui kesukaran karena kurangnya pengetahuan Dario sumber-sumber yang relevan.
3. Setelah dapat dijumpai permasalahannya dan dapat digambarkan secara makro, namun untuk menguji dan menjawabnya kurang m,endapat dukungan data karena kurangnya data.
4. Ada masalah menarik perhatian yang diperoleh secara selektif

Syarat Perumusan Masalah
Setelah diperoleh permasalahan yang berasal dari sumber tertentu kemudian diformulasikan untuk mendapatkan identitas arah dan tujuan sehingga tidak akan menimbulkan keraguan dalam berpikir pada arah yang dimaksud.
Dalam merumuskan masalah perlu memperhatikan beberapa syarat sebagai berikut:
1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Dirumuskan dalam susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi penggunaan istilah belum baku.
3. Dirumuskan secara singkat , jelas dan padat, tidk menimbulkan kerancuan pengertian.
4. Perumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicari.
5. Perumusan tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan terutama terhadap data yang langka.
6. Rumusannya dapat dipakai sebagai dasar dalam perumusan hipotesa.
7. Karena permasalahan dapat dijadikan dasar dalam penyusuna judul maka perumusannya harus dap[at direfleksiakan ke dalam judulnya.

Pendorong Berhasilnya Penelitian
Pada dasarnya penelitian akan menghasilkan suatu karya yang di8harapkan apabila ada hal-hal sebagai berikut:
1. Penguasaan teori
2. Pengambilan metode penelitian yang tepat.
3. Biaya cucup.
4. Waktu cukup.
5. Tenaga memadai.

Rujukan
Joko P Subagyo, 2004, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta; PT Rineka Cipta

Prof. Dr. Syaodih Nana Sukmadinata, 2007, Metode Penenlitian Pendidikan, Bandung; PT Remaja Rosdakarya

Prof. Sukardi, Ph. D, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta; PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar